Menjadi kaya atau miskin berbanding lurus dengan cara kita memperlakukan uang, bukan jumlah digitnya. Membangun kekayaan berarti kemampuan kita mengeksekusi 4 mesin kecerdasan ini dengan benar :
- Meningkatkan penghasilan
Teman saya lulusan jurusan akuntansi dari sebuah perguruan tinggi ternama di Jakarta. Awalnya , dia bekerja sebagai professional di perusahaan perbankan. Setelah mencapai karier puncak di usia yang relatif masih muda, ia memustukan untuk mendirikan perusahaan kontraktor. Tahun 2003, berdirilah perusahaannya, dengan modal awal sebesar Rp 25 juta. Perlahan namun pasti, perusahaan itu berkembang. Rupanya, teman saya itu sangat pandai menaikkan income. Hingga pada tahun 2009 ditutupnya dengan asset Rp 14 miliar.
Fantastis? Tunggu dulu! Pertengahan 2010, dia mendatangi saya dan meminta nasihat. “saya dipandang kaya oleh banyak orang. Padahal, yang saya rasakan justru sebaliknya. Begitu usaha membesar, saya merasa kesulitan. Untuk sekedar menuju break event point pada setiap bulannya, saya harus berjuang habis-habisan. Meski asset dan penghasilan banyak, kewajiban yang saya tanggung juga besar. Jangankan untuk berlipat, BEP saja sangat susah.”
Dia memprediksi, jika kondisi itu dibiarkan berlarut-larut, perusahaanya akan ambruk dan tutup dalam satu atau dua tahun ke depan. Ternyata, dia banyak menggunakan uang dari orang-orang yang disebutnya “investor”. Untuk “investasi” itu, mereka membebankan bunga tetap antara 2%-5% bahkan ada yang sampai 15%.
Miris sekali. Keadaan seperti ini sering saya temui di kalangan pengusaha kita. Bahkan untuk mendefinisikan istilah “investor” pun banyak yang salah. Investor bukan pihak yang meminjamkan modal dengan konsep bunga tetap. Investor menyertakan modalnya dalam suatu usaha dengan konsep bagi hasil dan bagi resiko. Pendek kata, yang dimaksud “investor” oleh teman saya ini sebenarnya adalah rentenir. Sikap saya jelas. Rentenir adalah riba, dan karenanya haram didekati.
Banyak orang yang datang kepada saya dengan kondisi seperti yang dialami kontraktor itu. Mereka mampu mendapatkan income yang besar, namun tidak mampu membangun kekayaan. Mereka berpikir bahwa besarnya income adalah satu-satunya cara membangun kekayaan. Salah besar!.
Walapun paham dan mampu meraup income yang besar, tanpa diimbangi pengetahuan dan mentalitas kaya, akan percuma. Sebaliknya, kondisi keuangan mereka akan semakin memburuk, hingga harus dikejar-kejar klien, bahkan debt collector. Bisa jadi, semua paham bagaimana menaikkan penghasilan atau income. Namun tingginya penghasilan tidak serta merta membuat kita menjadi lebih kaya. Ada 3 mesin kecerdasan lain yang harus kita bangun.
- Menabung
Tidak semua orang bisa menabung, berapapun besar atau kecilnya penghasilan mereka. Menabung atau tidak, bukan persoalan besar atau kecilnya penghasilan, tetapi persoalan pemahaman seseorang tentang uang, tentang membangun kekayaan. Menabung adalah perilaku wajib dimiliki oleh orang yang ingin membangun kekayaan.
Mungkin anda menyamakan tabungan dengan dana cadangan, yang bisa anda ambil Ketika diperlukan. Misalnya untuk biaya rumah sakit, atau sekedar jalan-jalan mengantar teman yang mendadak datang. Bukan itu! Tabungan yang saya maksud disini adalah tabungan yang kita persiapkan hanya untuk investasi. Jika kita merasa perlu mengumpulkan uang untuk keperluan lain maka gunakan tabungan yang lain. Orang yang tidak terbiasa menabung, dia tidak terbiasa berinvestasi. Dalam banyak hal investasi membutuhkan uang yang cukup, dan mengandung resiko. Berhasil itu resiko, gagal juga resiko. Anda tak ingin terjerat hutang dan riba karenanya. Jadi, pastikan hanya tabungan investasi yang anda gunakan untuk investasi.
- Berinvestasi
Bertindak Ketika ada peluang bagus, itulah hakikat investasi. Ini juga masalah karakter. Orang yang tak pernah berpikir tentang investasi tak akan bisa melihat peluang sebagus apapun. Dia cenderung menghabiskan uang yang dimiliki seberapapun besarnya. Orang yang memiliki mindset investasi akan selalu bertemu peluang yang bagus, karena dia melihatnya.
Dengan uang segar di tangan, anda akan bisa melihat peluang investasi dengan optimis namun cermat. Anda tidak perlu membabi buta cari untung, karena uang yang anda gunakan bukan uang hutangan yang harus anda cicil setiap bulan berikut bunganya.
Investasi adalah sebuah pola pikir dan perilaku. Perilaku biasa berinvestasi ini membuat orang yang semakin kaya sesungguhnya. Penghasilannya akan semakin bertambah dari investasi yang dia lakukan. Itulah mengapa orang kaya akan menjadi semakin lebih kaya. Orang yang terbiasa berinvestasi pasti terbiasa menabung, dan menghargai uang yang dimilikinya.
- Simplicity
Simplicity adalah menjaga gaya hidup sederhana, hidup semurah mungkin, menghindari cara hidup boros. Mengapa banyak orang yang pintar meningkatkan penghasilannya, tetapi tetap tidak bisa menabung? Karena begitu penghasilannya meningkat, gaya hidupnya ikut meningkat, bahkan dua kali lebih cepat. Mentalitas seperti ini tak pernah mengantarkan orang menjadi lebih kaya.
Simplicity sangat vital dalam membangun kekayaan. Tanpa simplicity, penghasilan yang anda peroleh hanya akan cukup untuk membayar gaya hidup anda. Anda terlihat kaya, namun kejatuhan hanyalah soal waktu. Tanpa simplicity, kaya yang sesungguhnya hanya sebuah angan-angan.
YDSF Peduli