Ratusan kardus itu telah melalui berbagai medan mulai jalanan landai beraspal tebal, makadam hingga tanah berlumpur menanjak terjal dan turunan curam dengan jurang menganga disepanjang kanan atau kirinya. Kadang ia nyaman terlindung dalam kendaraan beroda empat, tapi sering juga diterpa angin dan terik mentari. Hutan pegunungan dan pesisir tak luput dari jejaknya. Beberapa tempat menjadi perhentian, dan satu per satu kardus ditinggal beserta isinya yang nantinya akan diajarkan kepada masyarakat sekitar hingga menjadi panduan bagi mereka dan isi dari kardus itu tak lain adalah kitab suci penuh kemuliaan yakni Al qur’an.
Ditengah perjalanan beberapa kardus tersisa sempat singgah di sebuah masjid, bukan untuk ditinggal dan disalurkan karena qur’an di sini sudah tersedia cukup, tetapi sekedar merehatkan para asatidz anggota tim distribusi qur’an di Pulau Lombok. Dari dalam masjid mengalun merdu lantunan ayat-ayat suci, pemuda tanggung terpekur disana. Ustadz Mustaan menghampiri, dari perbincangan santai terungkap si pemuda adalah mantan santri tahfidz yang terpaksa berhenti karena ketiadaan biaya, dan kesehariannya kini lebih banyak menghafal mandiri sembari menjadi muadzin, namun keinginannya telah menjadi azam untuk tetap melanjutkan sekolah dan menjadi hafidz qur’an. Di akhir perbincangan kami hadiahkan sebuah qur’an khusus hafalan untuknya seraya berharap suatu saat dapat kembali ke tempat yang belum pernah kami datangi sebelumnya, tak tahu pula masuk wilayah mana, untuk menjemput dan mengantarkan dia kembali ke Pesantren.
Pada waktu dan rute berbeda tim penyaluran mendapati pemukiman kecil di lereng gunung. Rumah-rumah atau lebih tepat disebut gubuk disini semua berdinding papan beratap rumbia, satu-satunya bangunan tembok adalah mushola yang dikelilingi 6 gubuk dan balai-balai bambu dibawah rindang pepohonan. Kardus yang dibawa tim sudah kosong karena seluruh al qur’an wakaf donatur YDSF sudah terdistribusi, maka kami sampaikan kepada orang-orang disana bahwa lusa jika Allah mengijinkan, tim akan kembali dengan membawa qur’an wakaf dari donatur untuk disalurkan di Dusun Sintu sana, agar dibaca, di rawat dan ditadabburi sehingga menjadi amal jariyah yang selalu mengalir pada muwakif yang telah mengamanahkan wakaf qur’annya kepada YDSF untuk disalurkan di Pulau Lombok serta wilayah Malang raya yang sampai kini sudah menjangkau 86 Lembaga dengan qur’an tersalur sebanyak 2.406 buah dan masih terus berlanjut dengan target 2.000 al qur’an lagi tersalur di bulan Muharam ini. (edd)