Assalamualaikum Ayah dan Bunda. Kali ini kita akan membahas mengenai anak-anak yang belajarnya didominasi oleh visualnya. Seperti apa itu? Anak-anak dengan gaya belajar visual memiliki kekuatan dalam pengamatannya. Mereka suka melihat-lihat sekelilingnya dan mengamati apa yang terjadi di sekitarnya. Hal ini tidak mengherankan karena anak-anak ini mengandalkan indera penglihatannya untuk menerima informasi, memahami serta mengingatnya.
Jika Ayah dan Bunda sempat mengamati Ananda, anak-anak yang modalitas belajar visualnya lebih dominan dibandingkan dua modalitas lain (auditori/pendengaran dan kinestetik/gerakan) biasanya akan memilih duduk di paling depan di kelasnya di sekolah. Kenapa demikian, sebab ia ingin dapat lebih jelas mengamati gerak gerik guru saat menjelaskan. Selain itu demi memperhatikan apa yang terdapat di papan tulis. Di masa pandemi sekarang ini, anak bermodalitas visual mungkin termasuk anak yang mudah diatur untuk mengikuti dengan tenang materi pembelajaran jarak jauh (PJJ) lewat media online. Bahkan anak-anak ini mungkin akan lebih mudah belajar dengan menonton televisi yang menjelaskan materi dengan gambar-gambar dibandingkan mendengarkan guru atau orangtua menjelaskan saja secara lisan.
Nah, untuk mengoptimalkan kemampuan belajar anak-anak tipe visual, bisa dengan memberi mereka kartu-kartu bergambar. Itu akan mempermudah mereka memahami materi. Penggunaan tulisan berwarna juga akan membuatnya lebih mudah paham harus memberikan perhatian kemana. Anak-anak dengan kemampuan visual ini juga akan lebih senang jika boleh sama-sama membaca/melihat buku yang akan diceritakan padanya. Baginya akan lebih sulit memahami jika harus mendengarkan saja, tanpa ada sesuatu yang bisa dibaca atau dilihatnya.
Apakah hal ini berarti anak-anak dengan modalitas belajar visual jadi tidak menggunakan pendengaran dan gerakan tubuhnya dalam belajar? Tentu tidak demikian. Jika anak harus kumpul bersama sebelum mulai belajar, tentu anak akan ikut berkumpul dan mendengarkan cerita guru walaupun tidak ada buku cerita bergambar misalnya. Akan tetapi jika hal ini terjadi, Ananda akan lebih mudah tenang dan tidak melamun jika mendapat kesempatan untuk duduk di dekat guru atau berhadapan dengan guru sehingga bisa melihat ekspresi guru saat bercerita. Hal tersebut akan membantunya dapat memusatkan perhatian dan mendengarkan apa yang diceritakan guru. Jika anak juga harus menggunakan anggota tubuhnya untuk bergerak, Ananda dapat dibantu dengan adanya petunjuk seperti tanda panah yang ditempel yang bisa mengarahkannya harus bergerak ke arah mana. Jadi bukan berarti Ananda hanya duduk diam mewarnai atau membaca, ia tetap dapat ikut aktif bercerita dan bergerak bersama teman-temannya yang lain dan tetap belajar. Hanya saja anak-anak dengan modalitas visual ini akan lebih cepat dan mudah memahami serta mengingat informasi yang memiliki panduan visual seperti berbentuk gambar/ilustrasi atau tulisan yang dapat dilihat dan dibacanya.
Ohya, jika Ananda hendak belajar, mungkin ia lebih baik menghadap ke dinding kosong atau papan tulis langsung. Anak tipe ini akan mudah terganggu dengan segala sesuatu yang tampak bergerak di hadapannya. Misalnya ada yang mondar-mandir di hadapannya akan membuatnya sulit memusatkan perhatian untuk belajar. Ia juga mudah melamun jika ada orang yang berbicara panjang lebar tanpa ada kesempatan baginya untuk melihat atau membaca mengenai penjelasan panjang lebar tersebut. Oleh karena itu, bila kebetulan putra/putri Ayah Ibu bermodalitas visual, jika Ayah dan Bunda hendak menasehati atau memberi pesan baginya tidak perlu berpanjang lebar. Cukup pokok permasalahan saja dan akan lebih efektif jika dibantu dengan peraga, misal berupa pengumuman tata tertib di rumah.
Oke, sekian dulu pembahasan kita kali ini. Semoga ada manfaat yang bisa diperoleh ya, Ayah dan Bunda.
Pengasuh Rubrik:
Farah Farida Tantiani, S.Psi, M.Psi