Zakat penghasilan disebut juga dengan zakat profesi, merupakan zakat yang dikeluarkan oleh muslim dari penghasilan rutinnya yang tidak melanggar syariah dalam satu tahun. Seseorang dikenakan zakat penghasilan jika pendapatannya dalam satu tahun telah mencapai nisab dan haul.
Nisab atau penghasilan minimal dikenakan zakat adalah 85 gram emas. Hitungan nisab ini dihitung selama berdasarkan akumulasi pendapatan selama satu tahun. Hitungan per gram emas murni saat ini pada tahun 2023 sekitar Rp1.050.000,-. Sehingga nisabnya yaitu:
Rp1.050.000,- x 85= Rp89.250.000,-
Sehingga seorang dengan akumulasi pendapatan sudah mencapai Rp89.250.000,- wajib untuk mengeluarkan zakat. Nominal pendapatan per bulan bisa dihitung dengan membagi dua belas bulan, yaitu
Rp 89.250.000,- :12 = Rp7.437.500,-
Baca juga artikel berikut :
Sehingga seorang yang pendapatan bersih mencapai minimal Rp7.437.500,- wajib untuk membayarkan zakat. Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa cara untuk membayar zakat penghasilan ini. Zakat bisa dibayarkan per bulan atau pada akhir tahun dengan besaran 2,5% dari total pendapatan.
Contohnya ada seorang karyawan yang per bulannya memiliki gaji Rp8000.000,- per bulan. Ia telah mencapai nisab dan wajib menunaikan zakat. Zakatnya bisa dikeluarkan perbulan atau per tahun.
Hitungan zakat per tahun:
Rp8000.000.- x 12 x 2,5% = Rp2.400.000,-
Sehingga zakat yang dikeluarkan karyawan ini per tahunnya sebesar Rp2.500.000,-
Hitungan zakat per bulan:
Rp8000.000,- x 2,5% = Rp200.000,-
Zakat yang wajib dikeluarkan karyawan tersebut per bulannya sebesar Rp200.000,- JIka seorang yang memiliki pendapatan tidak tetap, maka cara menghitungnya dengan cara mengakumulasikan pendapatan selama satu tahun. Jika total keseluruhan pendapatan bersihnya telah mencapai nisah, maka ia dikenakan zakat sebesar 2,5% dari total penghasilan bersihnya.
Demikian penjelasan mengenai zakat penghasilan dan cara menghitungnya. Jangan lupa tunaikan zakat!
