Awal september lalu diisi YDSF dengan agenda jelajah wilayah dakwah. Beranggotakan 4 orang kolaborasi tim program pemberdayaan dan penghimpunan menyisir kantong-kantong Muslim di pelosok Malang selatan dan Blitar. Dimulai dari Bantur tim bersilaturahim bersama warga dan tokoh masyarakat didampingi oleh da’i YDSF di Desa Bandungrejo membahas program pengadaan air bersih bagi penduduk 6 RT yang sebagian sudah harus mulai mengambil dari sumber yang jaraknya 2 km terletak di bawah jurang, kendaraan tak bisa turun. Bergeser ke Desa Sumberbening, YDSF menyalurkan 42 buah qur’an dan mensurvei rencana pemugaran masjid. Sebuah TPQ di Desa Srigonco menjadi pemberhentian terakhir sebelum kita melipir ke Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Banyak kantong-kantong (enclave) Muslim di sepanjang pesisir Sumawe, di satu kantong bahkan modin yang mengurusi pernikahan dan prosesi pemakaman umat Islam adalah non Muslim, hingga di awal 90-an Da’i YDSF harus memaksa seorang Anak Buah Kapal untuk dikader jadi Modin meski tak pernah makan bangku sekolahan, “Sing penting koen Muslim” ujar Sang Da’i saat itu, jadilah dia diikutkan Kejar Paket A. Di kantong lain kami berbincang hangat diteras 1 x 5 m TPQ yang sekaligus menjadi ‘rumah dinas’ seorang ustadz, letaknya persis di sisi utara satu-satunya masjid di sana yang didirikan tahun 2004 setelah 4 tahun sebelumnya berupa mushola.
Ustadz Udin datang ke daerah itu 2008 dalam rangka pengabdian dari Pesantren tempatnya mondok. Komitmen mendirikan TPQ harus ditebusnya dengan berjalan kaki keliling kampung menjemput generasi penerus Islam, satu per satu didatangi ke rumah orang tuanya, tak banyak memang, bisa dihitung jari, namun itupun sudah memakan waktu 2 jam pulang pergi dengan medan naik turun. Alhamdulillah beberapa waktu lalu seorang warga memberinya motor. Kini sudah 50-an anak yang rutin mengaji 20 diantaranya sudah dititipkan di Ponpes di Desa tetangga. Kita hanya bisa bersua sang Ustadz diatas jam 13.00 karena keseharian beliau sebagai sukwan pengajar PAI dengan honor Rp. 50.000/bulan, ya, lima puluh ribu rupiah. Untuk menambah pendapatan beliau keliling berjualan hasil laut setiap hari Ahad.
Selepas maghrib kita melaju ke kaki Semeru untuk melanjutkan asesmen terhadap permasalahan umat dan bersama-sama mencari solusi terbaik melalui program-program yang tepat sehingga dana ZIS donatur YDSF mampu memberi arti lebih dari sebuah manfaat….